Identifikasi Isu
a. Pengelolaan
berkas yang belum optimal.
Administrasi dan berkas memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan karena memiliki keterkaitan satu sama lain. Berkas sebagai bagian proses administrasi hanya ada jika proses administrasi berjalan dengan baik. Sehingga berkas yang merupakan salah satu sumber informasi, baik itu untuk civitas academica maupun di luar civitas academica harus dikelola dengan baik melalui sistem dan manajeman yang baik. Dengan adanya sistem dan manajemen berkas yang baik, maka informasi berkas dapat disajikan dengan tepat dan teratur kepada orang membutuhkan di waktu yang tepat. Sistem dan manajemen berkas ini juga dapat membantu proses akreditasi program studi. Di samping itu, informasi yang sudah tersedia dan teratur dapat digunakan dalam menunjang proses atau siklus PPEPP di program studi. Mulai dari Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, sampai dengan Peningkatan. Kondisi saat ini di Prodi Pendidikan Teknik Elektronika pengelolaan berkas belum optimal, masih banyak berkas dan dokumen yang belum memiliki penyimpanan.
b. Alat
praktikum di laboratorium khususnya mata kuliah Praktikum Dasar Sistem Digital
belum lengkap
Peralatan
praktikum merupakan salah satu penunjang perkuliahan yang tidak dapat
dipisahkan dengan proses perkuliahan. Melalui peralatan praktikum, mahasiswa
dapat memiliki pengalaman pengoperasian dan analisis hasil percobaan yang telah
dilakukan. Dengan demikian, dari pengalaman tersebut, mahasiswa bisa
meningkatkan keterampilan yang dimiliki. Peralatan praktikum juga bisa
digunakan mahasiswa dan dosen dalam proses penelitian dan mengembangkan
peralatan yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan program studi. Namun di
laboratorium prodi Pendidikan Teknik Elektro khususnya mata kuliah Praktikum
Dasar Sistem Digital masih terbatas hanya 2 alat. 2 alat tersebut tidak bisa
digunakan sekaligus untuk 40 orang mahasiswa dalam sekali praktikum.
c. Sarana
perkuliahan kurang memadai.
Sarana
perkuliahan merupakan salah satu bagian penting dalam terlaksananya
pembelajaran yang nyaman di kelas. Karena dengan sarana yang memadai, bisa
meningkatkan motivasi dan semangat mahasiswa dan dosen dalam melakukan proses
perkuliahan. Namun, kondisi sarana perkuliahan di prodi Pendidikan Teknik
Elektro kurang memadai, contohnya adalah AC dan kursi. Kondisi AC di salah satu
ruangan kelas tidak berfungsi maksimal yang mengakibatkan cuaca dalam kelas
menjadi panas. Dan kondisi kursi yang ada di salah satu ruangan kelas kurang
memadai.
|
|
Penetapan Isu Utama
Berdasarkan
tigas isu di atas, dilakukan penetapan isu utama dengan menggunakan Teknik
Tapisan Isu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL) dan USG (Urgensi,
Seriousness, Growth)
1. Metode
APKL
Metode APKL merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan
solusinya dalam kegiatan aktualisasi. Metode APKL ini menggunakan teknik
skoring dalam penetapan prioritas isu. Aktual artinya isu tersebut
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik
artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya secara komperehensif. Kekhalayakan artinya
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak, dan Kelayakan artinya
Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya. Proses penentuan kriteria isu, didasari pada hasil
observasi penulis. Alat observasi yang digunakan adalah wawancara yang
melibatkan pimpinan program studi sebagai responden. Pada proses ini, penulis
melakukan konsultasi dengan pimpinan guna untuk memperoleh informasi tentang kesesuaian
isu dengan kriteria APKL.
Tabel 1 Tapisan Isu Menggunakan Teknik APKL
No. |
Isu |
Kriteria AKPL |
Keterangan |
|||
A |
P |
K |
L |
|||
1 |
Pengelolaan
berkas yang kurang memadai |
🗸 |
🗸 |
🗸 |
🗸 |
Memenuhi Syarat |
2 |
Alat praktikum di laboratorium khususnya
mata kuliah Praktikum Dasar Sistem Digital belum lengkap |
🗸 |
🗸 |
🗸 |
🗸 |
Memenuhi
Syarat |
3 |
Sarana perkuliahan kurang memadai |
🗸 |
🗸 |
🗸 |
- |
Tidak Memenuhi
Syarat |
Berdasarkan
hasil analisis di atas, isu yang memenuhi syarat adalah “Pengelolaan berkas
yang kurang memadai” dan isu “Alat praktikum di laboratorium khususnya mata
kuliah Praktikum Dasar Sistem Digital belum lengkap”. Kedua isu tersebut
memenuhi syarat karena APKL terpenuhi. Sehingga memiliki urgensi untuk
dianalisis dan diidentifikasi. Sedangkan isu “Sarana perkuliahan kurang memadai”
tidak memenuhi syarat dikarenakan pengadaan sarana perkuliahan seperti AC bukan
merupakan wewenang dosen CPNS.
Berdasarkan
hasil analisis APKL, kedua isu yang memenuhi syarat dinyatakan valid untuk
dilanjutkan ke tahap analisis yang kedua menggunakan metode USG.
2. Metode
USG
Hasil analisis APKL
ditindaklanjuti dengan analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
atas dua isu paling utama. Urgency: seberapa mendesak suatu isu
harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness:
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera. Setiap komponen U, S, dan G diberi skor
1-5. Dengan kriteria skor sebagai berikut:
Tabel 2 Penetapatan Isu Utama Menggunakan Metode USG
No |
Isu |
Skor USG |
Total Skor |
Prioritas |
Keterangan |
||
U |
S |
G |
|||||
1 |
Pengelolaan berkas yang kurang memadai |
4 |
3 |
4 |
11 |
II |
Tidak Terpilih |
2 |
Alat
praktikum di laboratorium khususnya mata kuliah Praktikum Dasar Sistem
Digital belum lengkap |
5 |
5 |
5 |
15 |
I |
Terpilih |
Keterangan:
Perhitungan menggunakan skala likert, yaitu:
1 = sangat kecil/rendah pengaruhnya
2 = kecil pengaruhnya
3 = sedang/cukup pengaruhnya
4 = besar/tinggi pengaruhnya
5 = sangat besar/tinggi pengaruhnya
Berdasarkan analisis menggunakan Teknik USG maka isu yang paling urgent dan paling tinggi peringkatnya dengan total skor 15 poin adalah “Alat praktikum di laboratorium khususnya mata kuliah Praktikum Dasar Sistem Digital belum lengkap”.
Gagasan Solusi
Isu
utama yang dipilih adalah “Alat praktikum di
laboratorium khususnya mata kuliah Praktikum Dasar Sistem Digital belum lengkap”.
Untuk menemukan gagasan solusi dalam mengatasi isu tersebut digunakan analisis Fishbone
Diagram.
Berikut
adalah analisis Fishbone Diagram
Gambar 1 Diagram Fishbone
Berdasarkan
diagram fishbone di atas, maka dapat diketahui penyebab
utama alat praktikum di laboratorium khususnya mata kuliah Praktikum Dasar
Sistem Digital belum lengkap, yaitu sebagai berikut:
1. Material
Komponen
praktikum belum lengkap: komponen praktikum merupakan salah satu bagian penting
dalam pemenuhan alat praktikum, karena tanpa komponen yang cukup dan memadai,
maka pemenuhan alat praktikum menjadu terhambat. Alat praktikum dirancang
dengan menggunakan beberapa atau banyak komponen seperti komponen resistor,
dioda, saklar, dan komponen lainnya.
2. Method
Praktikum
tidak menggunakan alat dan dilakukan sebatas simulasi: Pada saat mahasiswa
melakukan praktikum di laboratorium, mereka tidak menggunakan alat, dan hanya
melakukan simulasi. Mahasiswa dan dosen sudah terbiasa melakukan simulasi,
sehingga ini mengakibatkan kurangnya kreatifitas dalam mengembangkan alat
praktikum.
3. Machine
Alat
praktikum yang tersedia khususnya untuk mata kuliah praktikum dasar sistem
digital terbatas 2 alat saja: Mahasiswa menggunakan alat seadanya pada saat
praktikum. Ini mengakibatkan alat praktikum belum lengkap.
Menggunakan
aplikasi simulasi: aplikasi yang digunakan adalah Electronics Workbench.
Aplikasi ini berfungsi untuk mensimulasikan rangkaian digital. Untuk menunjang
perkuliahan.
4. Man
Dosen
di Prodi Pendidikan Teknik Elektronika belum melakukan penelitian terkait alat
praktikum khususnya untuk mata kuliah praktikum dasar sistem digital. Sehingga
alat yang tersedia di laboratorium belum lengkap. Diharapakan ke depan, dosen
kerja sama dengan mahasiswa melakukan penelitian pengembangan alat praktikum
khususnya mata kuliah praktikum dasar sistem digital.
Gagasan Solusi
Berdasarkan analisis Fishbone di
atas, maka disimpulkan gagasan solusi untuk penyelesaian terhadap isu “Alat praktikum di laboratorium khususnya mata kuliah
Praktikum Dasar Sistem Digital belum lengkap”
sebagai berikut:
1. Inovasi
peralatan: Dosen melakukan pengembangan alat praktikum.
2. Usulan
anggaran: Ajukan proposal anggaran kepada pihak manajemen untuk pembelian
peralatan baru yang diperlukan.
3. Program
magang dan kunjungan industri: Adakan program magang atau kunjungan ke industri
untuk memberikan pengalaman praktis yang lebih baik kepada mahasiswa.
4. Inovasi
dalam model pembelajaran: Rancang model pembelajaran yang memanfaatkan peralatan
yang ada dengan cara kreatif, seperti simulasi atau proyek kolaboratif.
5. Kurikulum
berbasis proyek: Integrasikan proyek praktikum yang dapat dilakukan dengan
peralatan yang tersedia, sehingga mahasiswa tetap terlibat aktif.
Berdasarkan
beberapa gagasan di atas, maka untuk
menentukan prioritas pemecahan masalah, dilakukan analisis dengan menggunakan
metode tapisan Mc Namara. Analisis tapisan ini menentukan tiga kriteria yang
dinilai dari setiap alternatif gagasan yakni Efektifitas, Efisiensi dan Kemudahan.
Tabel 3 Penetapan Gagasan Kreatif Utama dengan Teknik Mc Namara
No |
Isu |
Kriteria |
Jumlah |
Prioritas |
||
Efektivitas |
Efisiensi |
Kemudahan |
||||
1 |
Inovasi peralatan |
5 |
5 |
5 |
15 |
1 |
2 |
Usulan anggaran |
5 |
5 |
3 |
13 |
2 |
3 |
Program magang dan
kunjungan industri |
4 |
4 |
3 |
11 |
4 |
4 |
Inovasi dalam model
pembelajaran |
4 |
4 |
4 |
12 |
3 |
5 |
Kurikulum berbasis
proyek |
3 |
3 |
4 |
10 |
5 |
Keterangan
Teknik tapisan isu berdasarkan Efektivitas, Efisiensi, dan Kemudahan menurut Mc
Namara :
Efektifitas |
Efisiensi |
Kemudahan |
5 = Sangat
Efektif 4 =
Efektif 3 = Cukup
Efektif 2 = Kurang
Efektif 1 = Tidak
Efektif |
5 = Sangat
Efisien 4 =
Efisien 3 = Cukup
Efisien 2 = Kurang
Efisien 1 = Tidak
Efisien |
5 = Sangat
Mudah 4 = Mudah 3 = Cukup
Mudah 2 = Kurang
Mudah 1 = Sulit |
Berdasarkan beberapa solusi di atas, yang bisa dilakukan untuk mengatasi isu “Alat praktikum di laboratorium khususnya mata kuliah Praktikum Dasar Sistem Digital belum lengkap” adalah dengan “Pembuatan Trainer Kit Elektronika Digital Pada Mata Kuliah Praktikum Dasar Sistem Digital”. Trainer kit yang dibuat merupakan pengembangan dengan cara menambahkan soket sumber tegangan yang berasal dari power bank. Sehingga trainer kit ini bisa digunakan meskipun dalam kondisi listrik PLN padam. Keterkaitan dengan Manajemen ASN dan Smart ASN adalah: Manajemen ASN dalam konteks ini adalah merujuk pengelolaan sumber daya manusia yang dilatih untuk menguasai dan memanfaatkan trainer kit. Sehingga dosen yang terlatih dapat lebih efektif mengelola infrastruktur dan teknologi yang berkaitan dengan pelayanan terhadap mahasiswa. Smart ASN dalam konteks ini mengacu pada pengembangan dosen yang lebih terampil, cerdas, dan adaptif terhadap perubahan teknologi. Dalam hal ini, penggunaan teknologi seperti Trainer Kit yang dipadukan dengan power bank dan sistem manajemen energi (seperti smart ASN) akan sangat mendukung proses pelatihan dosen yang berbasis pada teknologi terbaru. Kemudian di sini juga berarti bahwa dosen akan dilatih menggunakan sistem dan perangkat yang memungkinkan untuk mengelola tugas secara lebih efisien, misalnya dalam penggunaan teknologi untuk otomatisasi layanan mahasiswa, manajemen data, dan pemantauan kinerja.